Perayaan kelulusan dan pelepasan siswa kelas XII SMAN 1 Sigaluh digelar secara sederhana dengan apel pelepasan dan penyerahan Surat Keterangan Lulus (SKL), Kamis (8/5/2025) di lapangan sekolah.
Berpakaian OSIS, 252 siswa secara simbolis dilepas topi dan dasi sekolah oleh Kepala SMAN 1 Sigaluh Antono Aribowo. Tak hanya itu, juga diserahkan penghargaan untuk siswa dengan nilai terbaik dan juga siswa dengan prestasi kejuaraan di tingkat nasional.
Menariknya, juga diserahkan penghargaan dan bantuan untuk siswa yang lolos SNBP pemilik KIP Kuliah. Mereka masih berjuang untuk mendapatkan bangku kuliah karena beberapa diantara mereka juga terkena UKT yang relatif tinggi di kampus UIN.
Wakasek Humas SMAN 1 Sigaluh Heni Purwono mengungkapkan, pihaknya selalu berusaha untuk mengantar para siswa dhuafa yang akan kuliah namun terkendala biaya.
“Sejak awal kita kawal mereka yang dhuafa namun ingin kuliah. Kita fasilitasi pembuatan akun KIP Kuliah, ada sekitar 90 siswa yang mengajukan KIP Kuliah. Juga kita bantu yang lolos seleksi dengan dana infaq Selasa dan Jumat atau infaq Selamat,” jelas Heni.
Infaq Selamat, tambah Heni, adalah infaq sukarela guru dan siswa untuk membantu siswa yang kurang mampu serta untuk kegiatan-kegiatan keagamaan. Selain untuk membantu transport siswa, kelengkapan sekolah siswa, juga bantuan untuk siswa yang memiliki KIP Kuliah dan diteriama di Perguruan Tinggi.
“Meskipun mereka punya KIP Kuliah, tapi kan tidak langsung cair diterima oleh siswa. Mereka juga butuh untuk tes Kesehatan, lapor diri dan lain-lain. Belum lagi untuk kost dan makan di bulan-bulan pertama kuliah. Apa lagi ada juga yang di UIN semester 1 harus bayar. Ini kan harus kita bantu. Kalau tidak, kesempatan yang sudah ada di depan mata bisa hilang begitu saja. Padahal kita meyakini, kuliah adalah salah satu cara untuk memutus mata rantai kemiskinan mereka,” ujar Heni.
Kelima siswa yang mendapatkan bantuan adalah Khairunisa Intan, diterima di Pendidikan Fisika UIN Wali Songo Semarang, Revani Yulistin, diterima di Ilmu Gizi UIN Wali Songo Semarang, Hidayah Syaiful Anwar, diterima di Informatika UIN Syaifudin Zuhri Purwokerto. Nasib ketiganya masih belum pasti karena terhalang UKT tinggi yang harus dibayarkan di semester 1.
Adapun dua siswa lainnya, Muhammad Rai Valdi, diterima di Teknik Informatika Universitas Airlangga Surabaya dan Nagita Eva Widianti, diterima di Biologi Terapan Universitas Jenderal Sudirman Purwokerto, relatif aman dan dipastikan melanjutkan karena pihak kampus tidak menerapkan kebijakan pembayaran UKT semester 1.
“Kami berharap ada keringanan UKT atau syukur-syukur gratis dari kampus UIN. Karena kami pemilik KIP Kuliah memang benar-benar tidak mampu membayar UKT. Orang tua saya shock begitu tahu saya harus bayar UKT Rp4 juta,” ujar salah satu siswa, Hidayah Syaiful Anwar.
Tulis Komentar